Sesaat kami mendengar gemercik tangisan penanda kesedihan yang mendekap raga kemudian meronta. Seraut wajah itu hinggap penuh kesejuk kan yang bersinar ketaatan kepada Tuhan. Jiwaku terpengaruh saat membuka mata dalam terik sebuah pola pemujaan dan doa ku berisi salam kerinduan wahai manusia mulia.
Mungkin nafasku bersama alunan cinta dapat menggugah rasa, menenteramkan jiwa tanpa harus menghasud raga. Mulut ku enggan berbicara terus membumbungkan rasa seolah kelu berkata hanya sepenggal doa yang tercipta yang mungkin sangat berharga.
Di tengah gulita ini, adakah seberkas cahaya? Siapa dan apakah andalanmu untuk aman dari semua ini? Tetapi {iS} meyakini bahwa memberikan ruang kepada yang ingin menang bukan berarti terbuang
Baca Juga : Aib Orang
Bantulah kami Tuhan apabila bertahta dengan pengawalan ketat sang jiwa, rengkuhlah problema yang ada ringankan semua. Hamburkan saja usia renta ini di penghujung senja dengan menghapus semua luka yang menyesak kan dada untuk dimensi berbeda.
0 comments: