Wednesday, March 31, 2021

CERITA HARI INI

Mulai dini hari waktu 00:00 aku melayangkan gambar berwarna merah muda berisikan ucapan salam kepadanya yang telah aku kirimkan. Dan tak selang berapa lama terhitung tujuh belas menit dia pun melihatnya (read), entah mengapa ia masih terjaga. Aku yakin aku tak bernama di menu halamannya (home), hanya deretan angka yang berjejer di kotak percakapan yang bercahaya untuk dibacanya. Mungkin dia pun bingung aku ini siapa dan langsung menghapusnya. Harapan besar aku menanti balasannya namun tak urung jua aku mendapatinya (reply). Walaupun begitu aku berterima kasih kepadanya bahwa berkat wajahnya, auranya bahkan jiwanya aku melewati bulan baru ini dengan mulai menuliskannya.

Keesokan harinya berjalan seperti biasa masih dengan warna dan trace yang sama dan tak mengurangi rasa syukur ku kepada-Nya. Alhamdulillah. Entah bisikan dari siapa aku pun tak paham, kenapa aku berinisiatif untuknya dan berani melakukannya. Yang aku percaya hanyalah Dia Sang Penguasa segalanya. 

Akhirnya, tidak mudah menemukan sesuatu yang pantas aku dapatkan, harapkan, inginkan dan jalani. Aku hanya berusaha uptodate dengan pesan cinta dari-Nya dan peradaban yang berbeda. Semoga dikabulkan kalau itu menurut-Nya baik {iS}

Betapa indah bidadari putri terakhirnya dengan senantiasa menjaga raganya dan rutin untuk merawatnya. Hanya doa terbaik yang bisa aku berikan kepadanya, bukan mendoa untuk hidup bersama namun aku tetap akan menyambungkannya dalam imajinasi yang berbeda, sebagai tonggak kebebasan untuk mengawali apa yang belum pernah aku lakukan dengan mencatat nota-nota kata di setiap harinya. Semoga Dia selalu menyertai langkahnya.

Waktu menunjukkan empat tepat dengan setelan silver dan hitam aku melawat berjalan ke rumah-rumah mengumpulkan uang recehan belasan ribu rupiah, mengelilingi lorong-lorong, sawah, halaman dan tempat ibadah. Tak membutuhkan waktu lama bersedekah tenaga untuk mewadahi rupiah untuk membantu sesama yang sakit dan susah.

Baca Juga : Jangan Pupus Asa

Sepulang ku berjalan dan duduk-duduk di temani seorang ibu yang telah selesai beribadah dan kewajibannya. Membicarakan tentang kebijaksanaan, keadilan dan nalar kebaikan yang harusnya dipenuhi, dilakukan oleh para pemegang kekuasaan. Menjelang petang, bersiaplah kedua insan ini menghentikan omongan, kata-kata yang terlampau panjang jika diteruskan. Dan bergegas bermandikan, berbasuh dan mengusapkan air untuk menegakkan apa yang harusnya di tegakkan dan berterima kasih kepada yang sejatinya sejati untuk idealnya seorang hamba.

Previous Post
Next Post

post written by:

0 comments: