Aku rela mengorbankan segalanya demi sang kekasih hati, namun ketika aku kecewa dan tersakiti, engkaulah yang selalu menungguku untuk memperbaiki tatanan di dalam diri. Indahnya cintamu kepada ku tiada mungkin bisa terganti. Engkau yang selalu memenuhi hati ini dengan cinta yang hakiki. Besarnya kecintaanmu kepada diriku sudah tidak diragukan lagi.
Sungguh luar biasa kecintaanmu kepadaku membuat membara hatiku dan memberikan ruh di dinding-dinding kalbu. Aku bersaksi di hadapanmu, maka aku mohon kepadamu rahmatilah aku.
Tuhan adalah cinta. Di dalam cinta yang tidak begitu penting lagi ini kehendakku ataukah kehendakmu. Sebab dirimu dan diriku seolah telah menyatu. Layaknya para kekasih yang sudah saling mengerti apa yang masing-masing mau hingga mengesampingkan hal-hal yang tidak perlu walaupun itu berupa kemesraan rindu. Siapapun yang mencinta tidak akan pernah tahan untuk segera menyatakannya. Meskipun sesungguhnya mata ini tidak sanggup untuk menatapnya, raga ini tak sanggup mendekapnya.
Cinta ilahi memang bukan urusan manusia melainkan perkenan dan anugerah-Nya. Hanya karena perkenan-Nya maka diriku, dirimu terangkat ke level layak mencintai-Nya {Dik}
Bermula dari cinta dan berakhir pada cinta. Mencintai sesuatu yang tidak indah adalah poin alasan yang tidak masuk di kepala, karena bumi beserta penghuninya memilki kejernihan sumber mata air cinta yang akan bermuara pada setiap insan manusia.
Baca Juga : Kamu dan Aku Hanya Soal Waktu.html
Cintamu kepada ku mengalir begitu deras yang menyadarkan ku agar bisa melihat lebih dekat, memelukmu lebih erat dan menumbuhkan sikap yang lebih beradab. Karena cinta, untuk cinta. Kebijakan cinta Tuhan merupakan sikap paling tepat yang telah diberikan kepada hambanya dan menjadi akar dari semua rasa untuk menyelaraskan manusia yang sejatinya terlahir setara kecuali dengan amalnya.
0 comments: